Minggu, 16 Oktober 2011

Menunggu Lahirnya Reog n’Roll, Jathilan Jazz, Ebeg Rock & Metal Kuda Lumping?

Share
Anggap saja ini ide nyeleneh tapi tetap beradab. Mengolaborasikan kegilaan musisi rock dengan mistikal kebudayaan lokal. Hmm, sebenarnya bukan hal baru sih. Band rock lawas Rawe Rontek pernah mendistribusikan roh mistikal debus dengan rock yang mereka ganyam. Hasilnya memang heboh ketika di panggung, meski itu tidak selalu berarti mereka bakal sukses di industri.
Tak banyak musisi yang mengerti tentang sejarah, budaya dan sinergi antara karya dan kebudayaan. Ketika manggung, mereka hanya benar-benar manggung dan menjadi musisi an sich. Tak peduli band pop, rock, dangdut atau jazz misalnya. Mereka hanya berpikir soal performance, tapi nyaris tak pernah memikirkan bagaimana diversifikasi dan kreatifitas musikalitas yang mereka usung, kemudian bisa menjadi pergelaran budaya utuh
Saya hanya membayangkan, kelak ketika dunia makin ‘beruban’ dan budaya tradisi makin diabaikan, alangkah malangnya nasib pecinta kesenian yang terbodohi oleh modernisasi semu. Mereka hanya mengenal dunia sekarang tanpa pernah menginjak masa lalu. Padahal Soekarno, proklamator kita itu, pernah mengatakan: “jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” atau terkenal dengan singkatan JasMerah. Ini konkruen juga dengan relic-relic kebudayaan lokal itu.
Saya termasuk orang yang suka dengan akulturasi, apapun itu, termasuk budaya. Ketika musik bersinergi dengan budaya itu, akan lebih menarik ketika menghasilkan satu budaya baru yang memperkaya
Saya mengambil contoh budaya reog. Buat saya, kesenian asli Ponorogo ini punya spirit rock n’ roll yang amat kental. Mereka –para pemain reog itu—punya kekuatan linuwih yang membuat mereka bisa mengangkat topeng yang beratnya puluhan kilogram dengan menggigitnya. Atau mengusung manusia di atas topeng itu, tetap dengan menggigitnya. Gambaran keberanian dan karakter laki-laki yang tegas, kuat dan egois, nampak semua dalam filosofi reog itu
Tiba-tiba pikiran saya membayangkan bagaimana seandainya reog itu berpadupadan dengan dinamika musikal modern. Meski hanya dalam wujud sinergi di panggung, tapi kekuatan energi yang muncul pasti akan memberi kekuatan untuk lebih diperhatikan. Jangan sampai semua merasa memiliki nasionalisme [omong kosong] ketika diklaim oleh pihak lain. “Kalau sudah diakui pihak lain, baru kita berteriak. Jadi, mengapa kita tidak memperkuat kecintaan kepada budaya itu,” ucap seorang punggawa punk, yang beberapa kali tampil ala reog di panggung.
Itu hanya contoh saja. Kita bisa menyinergikan jathilan, atau ebeg [Banyumas], Kuda Lumping atau bentuk kebudayaan lain yang bergerak dengan dinamika modernisasi. Katakanlah musik. Musik juga lahir sebagai satu kebudayaan. Kalau kemudian lahir berbagai genre yang lebih cepat melesat, punya fans dan pengikut yang besar, alangkah baiknya menggamit budaya lain yang similair dan bisa bersinergi.
Kelak ketika muncul jenis musik bertajuk Reog n’Roll, Ebeg Rock, Jathilan Jazz atau Metal Kuda Lumping, kita tidak kaget dan justru bangga karena itulah muatan lokal yang menggembirakan. Bukan sesuatu yang naïf bukan?
sumber

Senin, 26 September 2011

[Tentang] Musik Indonesia

Share
HARI INI, saya mencoba menjejer beberapa CD [dan kaset lama] Indonesia di lantai. Agak pening memang, karena koleksi saya ternyata tidak sedikit dan cukup memenuhi kamar yang sudah mirip kapan pecah ini. Kemudian saya membuka sampulnya dan melakukan “kerepotan” dengan membaca lirik beberapa album itu. Entah mengapa, saya jadi ‘bergidik’ melihat perkembangan lirik itu. Kenapa?
DARI sisi pemujaan terhadap kebanggaan Indonesia, musisi sekarang nyaris lemah dari pengungkapan kata-kata bertema Indonesia. Banyak memang yang bicara soal Indonesia dalam lagu-lagunya, seolah mereka adalah nasionalis sejati ketika membuatnya. Tapi, bukankah itu menjadi booming ketika beberapa hal yang menyangkut harga diri bangsa ini disentil?

1. Melawan Plagiat
Sempat kecewa, ketika banyak musisi dituding melakukan plagiat atas karyanya. Tak Cuma musisi kemarin sore, karena banyak musisi yang sudah punya nama besar pun dituding melakukan hal yang memalukan ini. Tapi saya tersenyum kemudian, ketika banyak musisi lain berani mengatakan tidak untuk plagiat ini. Sebusuk apapun karyamu itu, ketika dibuat dengan kejujuran dan kesenanghatian, akan lebh banyak yang mengapresiasi.

2. Melawan Homogenitas
Jangan pernah katakan, musik melayu itu buruk. Jangan pernah katakan, musik dangdut itu kampungan. Jangan pernah katakan, musik rock itu brangasan dan tak beretika. Jangan pernah sebut-sebut, musik pop itu hanya mencari kesenangan sesaat. Hal yang bikin saya tetap cinta musik Indonesia adalah adanya heterogenitas. Mungkin kalau bicara soal industri massal, musik pop [melayu khususnya] memang masih jadi “juaranya” tapi fakta bahwa musik Indonesia punya ragam yang menarik, itu fakta. Melawan homogenitas itu penting dan tetap harus dilakukan. Biar ada penyeimbang. Ibarat timbangan, harus seimbang biar hitungannya balance.

3. Melawan Lipsync
Ini juga termasuk "penipuan besar" dalam industri musik kita. Dan repotnya, dilakukan di depan mata kita sebagai pelaku atau penikmat industri musik itu. Repotnya lagi, hal itu dibiarkan saja bertahun-tahun. Sekadar membagi fakta: dua penyanyi China, Starlets Yin Youcan dan Fang Ziyuan kedapatan hanya bercuap-cuap saat mereka konser di Provinsi Sichuan. Mereka di denda sekitar 80 ribu yuan atau Rp. 110 juta. Di Indonesia, penipuan seperti itu tidak dihukum, malah dibiarkan menjadi-jadi. Untung ada yang melawan dan menolak tampil dengan kebohongan seperti itu.

4. Pembelajaran Artis
Makin banyak anak muda yang bermimpi jadi musisi atau artis. Bagus, selama hal itu dilakukan dan dikejar dengan cara yang positif. Sayangnya, di Industri musik yang makin padat ini,. Penipu, broker atau memang penjahat berkedok pelaku industri masih berkeliaran. Alhasil banyak band yang tertipu. Apalagi band yang basisnya di daerah. Dalam obrolan ‘omong-kosong’ dengan banyak musisi yag bisa membantu penggarapan musik, tidak sedikit band-band yang dijanjikan rekaman, promosi dan tampil ditelvisi, akhirnya hanya jadi pepesan kosong. Wartawan musik, manajer sukses, label, atau pengamat musik yang paham soal industri ini, harusnya sering-sering memberikan pembelajaran lewat caranya masing-masing untuk memberi informasi yang benar kepada anak-anak muda itu. Jangan sampai mereka kapok dan tertipu. Fakta terbaru, 90 % masalah musik di Indonesia adalah persoalan kontrak. Benar, bahwa industrinya sudah sesak, tapi memberikan kesempatan untuk berkarya, bukan sebuah aib bukan?

5. Sadar Diri itu Seleksi Alam
Memang menggiurkan industrinya. Nggak heran, beragam profesi yang sebelumnya sudah sukses tertarik terjun ke industri musik ini. Ada yang berniat membuka label, jadi manajer band, cari calo, broker atau malah jadi penyanyinya. Ini yang menarik, magnet penyanyi ini menarik banyak profesi dari pesinetron, bupati, polisi, pengamen, penjahat, lawyer, atau model mungkin. Tak semua punya kualitas, lebih banyak yang punya backing uang saja. Tapi semua itu memang seleksi alam. Yang punya kualitas pasti akan bertahan, sementara yang hanya mengandalkan popularitas dan modal besar, niscaya akan tergusur. Saran saya, mending sadar diri daripada sudah buang-buang uang banyak, tapi ternyata hanya ‘isi waktu luang’ doang. Hasilnya juga tidak jelas.

6. Label itu Bukan “Tuhan” – Bukan Segala-galanya

Ubah mindset bahwa label adalah ‘tuhan’ atas industri musik ini. Bahwa masuk label adalah segala-galanya. Banyak yang sukses lewat non-label. Benar, bahwa mereka adalah lembaga yang sudah established dan punya strategi apapun untuk menyokong karier artisnya. Tapi mereka bukan segala-galanya. Ketika gagal masuk label, seolah dunia sudah runtuh. Tidak! Cobalah dengan cara lain. Dan diluar sana, banyak yang akan membantu dengan tulus, bukan membantu dengan “tanduk” yang akhirnya menipu.

Dan inilah saat saya berbangga dengan Indonesia. Siapkah kita, manusia-manusia yang selalu berkubang dengan industri musik dengan segala tetek-bengeknya itu berkata, “Indonesia, Musik Gue ini Buat Lo!

sumber



Selasa, 20 September 2011

Profil Musica Studio's

Share
Berawal dari pekerjaan Yamin Widjaja (Amin) sebagai pemilik toko elektronik dan distributor album rekaman yang membuka outletnya di kawasan Pasar Baru, dimulailah sejarah panjang industri rekaman terbesar di Indonesia. Toko elektronik dan distributor rekaman tersebut didirikan pada awal tahun 60-an dengan nama toko Eka Sapta. Pak Amin Cengli - begitu Yamin Widjaja biasa disapa - secara tak sengaja banyak berkenalan dengan orang-orang tenar di dunia musik, antara lain almarhum Bing Slamet, Ireng Maulana, Enteng Tanamal dan Idris Sardi. Pergaulan di seputar orang musik itulah yang pada akhirnya menjadi inspirator lahirnya nama band Eka Sapta.

Sebagai pemilik toko elektronik dan distributor rekaman yang ikut membangun band Eka Sapta, Amin bergerak lebih jauh dengan mendirikan perusahaan rekaman sendiri. Pada awalnya ia meminjam alat rekaman milik perusahaan Remaco, membuat rekaman di Singapura dan membangun studio rekaman sendiri dengan nama PT Warung Tinggi di kawasan Warung Kopi Jakarta. Perusahaan ini pada awalnya memproduksi sejumlah rekaman, satu diantaranya adalah album Titiek Puspa. PT Warung Tinggi inilah yang merupakan embrio berdirinya PT Metropolitan Studio pada tahun 1968. Hoki Amin Cengli - ayah 6 anak dan istri Lanni Djajanegara itu - kian berkembang. Pada awalnya memproduksi rekaman band Eka Sapta, karya lagu dan suara almarhum Bing Slamet, A. Riyanto dan sejumlah rekaman lain dalam bentuk piringan hitam (PH) dan kaset.

Seiring dengan sukses debut rekaman tersebut, pada Oktober 1971, Amin merubah nama PT Metropolitan Studio menjadi PT Musica Studio's dalam bentuk akte pendirian perusahaan rekaman formal. Sejak saat itulah berlangsung pembenahan perangkat lunak dan perangkat keras perusahaan rekaman ini, misalnya dari jumlah studio rekaman yang hanya 2 buah dengan masing-masing 4 tracks pada tahun 1968 menjadi 8 tracks pada tahun 1979, berkembang lagi menjadi 16 tracks pada 1981 dan 24 tracks pada tahun 1983. Kini jumlah studio rekaman yang terletak di kompleks PT Musica Studio Jl. Perdatam Pasar Minggu Jakarta Selatan itu berjumlah 5 buah.

Sebagai perusahaan rekaman terbesar di Indonesia, Musica Studio's segera melakukan inovasi dalam pola kerja manajemen produksi. Sumber daya manusianya ditingkatkan, kualitas produksi album rekaman diperbesar. Sewaktu Yamin Widjaja meninggal dunia pada bulan Agustus 1979, istrinya Ny. Lanni Djajanegara bersama 4 dari 6 anaknya - mengambil alih kendali, menjadi tulang punggung 'kerajaan bisnis' rekaman PT. Musica Studio's. Empat orang putera-puterinya itu adalah Sendjaja Widjaja, Indrawati Widjaja, Tinawati Widjaja dan Effendy Widjaja. Di bawah kuartet pekerja rekaman bertangan dingin ini, PT Musica Studio's berkembang bagai kerajaan musik raksasa di Indonesia, yang berhasil mengantar orang-orang musik muda menjadi artis tenar di bumi Indonesia. Sebelum itu, PT. Musica Studio's juga didukung oleh keluarga Widjaja lainnya, yaitu Seniwati Widjaja dan Sundari Widjaja.

DARI CHRISYE SAMPAI PESTA RAP

Musica Studio's menjadi kantung-kantung dan base-camp artis tenar Indonesia. Setelah era A. Riyanto, Emilia Contessa, Ineke Kusumawati, Vivie Sumanti, Rhoma Irama dan Erni Johan di tahun 60-an, kemudian muncul nama tenar Rafika Duri, Harvey Malaihollo, Jamal Mirdad, Chrisye, Andi Meriam Mattalatta, Hetty Koes Endang, Rita Rubby Hartland, Elly Sunarya, Grace Simon pada tahun 70-an. Pada dekade 80-an muncul nama-nama tenar Betharia Sonata, Iwan Fals, Nani Sugianto dan lain-lain. Kemudian pada dekade 90-an seiring dengan munculnya trend grup dan jenis musik yang beragam - Musica Studio's membidani popularitas Trio Libels, Kahitna, Java Jive, Comedian Project Pop dan penyanyi solo Inka Christy, rapper Iwa K dan sejumlah album kompilasi. Juga tak boleh dilupakan, Musica Studio's berperan besar pada lahirnya kelompok musisi remaja tenar Base Jam.

Bekerjasama dengan perusahaan rekaman Sky Records, HP Records, Jackson Records, CMM dan Nur Records; Musica Studio's membangun perusahaan publishing dengan bendera Musica Group. Dengan label ini lahir nama tenar baru dan lama, antara lain album-album best selling Lisa A. Riyanto, Nia Paramitha dan Pesta Rap. Sementara itu bekerja sama dengan perusahaan rekaman di Malaysia, Musica Group ikut mengedarkan album-album grup tenar dari Malaysia dengan label BMG, Life Record Malaysia, Pony Canyon dan Warner Music Malaysia.

TRADISI PEMBERIAN PH EMAS DAN PERAK

Musica Studio's juga sering melakukan terobosan mengesankan dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan prestasi insan musik Indonesia. Di mulai pada tahun 1983, bertempat di Hotel Indonesia Jakarta, diberikan penghargaan piringan emas (Gold Record) dan piringan perak (Silver Record) untuk artis rekaman berprestasi dari sisi penjualan PH atau album rekamannya. Nama Hetty Koes Endang, Jamal Mirdad, Rafika Duri, Harvey dan Chrisye, pernah menerima penghargaan ini.
Tradisi pemberian Gold dan Silver Record terhenti pada awal tahun 90-an, seiring dengan kian maraknya pemberian penghargaan dari institusi luar, antara lain BASF Award dan Anugerah HDX. Dua lembaga penghargaan itu, belakangan menghilang, dan di tahun 1997 yang lalu lahirlah lembaga lain bernama Anugerah Musik Indonesia. Pada tahun 80-an itu, sebenarnya tradisi awarding di dunia musik ala Musica bisa mendampingi kegiatan sejenis yang pernah dipopulerkan Angket Siaran ABRI yang dikelola oleh stasiun penyiaran RRI sejak awal dekade 70-an. Waktu itu sejumlah artis tenar Musica Studio's ikut meramaikan pesta kemenangannya sebagai 'mega bintang terpopuler'.

Memasuki abad globalisasi, jajaran pimpinan Musica Studio's sadar betul harus segera mengantisipasi perkembangan jaman dengan mengadakan banyak perubahan. Sumber Daya Manusia-nya lebih ditingkatkan, lebih khusus lagi yang membidangi masalah teknis rekaman. Kecuali membekali sound engineer dengan pengetahuan rekaman modern, pimpinan Musica Studio's juga mulai merancang tampilan yang lebih canggih dari peralatan rekaman, akustik ruang rekam dan tak kalah penting adalah, pembenahan fisik kantor. Belakangan - tepatnya sejak tahun 1995 - Musica Studio's untuk pertama kalinya melakukan pembenahan kualitas rekaman, juga membuka diri dalam mengerjakan jasa mastering disamping memperteguh kekuatannya sebagai produser eksekutif (lewat pimpinannya) dan distributor album produksi perusahaan lain.

Sementara itu - masih berkaitan dengan era globalisasi - jajaran pimpinan Musica Studio's lantas melebarkan sayapnya dengan bekerja sama lewat perusahaan rekaman lain. Struktur organisasi ditingkatkan, SDM kian dimantapkan dengan cara mempelajari teknologi baru di studio lain di luar negeri, termasuk memulai menerapkan tata cara mastering.
Memasuki tahun 1998 ini PT Musica Studio's memiliki karyawan sekitar 60 orang, 15 orang diantaranya menguasai teknis rekaman, sisanya adalah tenaga administrasi, promosi, sampai divisi 'pencari bakat'. Perusahaan rekaman ini akhirnya tak hanya bergerak di jenis musik yang banyak diburu orang seperti pop dan dangdut, tapi juga mulai merambah ke jenis musik lain, seperti R&B, rock, rap, dance, alternatif, techno dan banyak lainnya. Jadi, sangat wajar jika pada perebutan beragam penghargaan untuk insan musik seperti BASF Award, Anugerah HDX, Anugerah Musik Indonesia atau yang bersinggungan dengan tayangan video klip seperti Video Musik Indonesia, artis-artis tenar yang berkibar lewat bendera Musica Studio's, hampir selalu menduduki deret papan atas yang terkondang dan berkualitas. Ini semua terjadi karena kesetiaan dan kerja keras jajaran artis, staf pimpinan dan karyawan Musica Studio's pada motto perusahaan : Mengutamakan Mutu dan Kepuasan Anda!

Jakarta, 1 Maret 1998

Musica Studio's, Jl. Perdatam No.3 Pancoran.
Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia.
sumber

Kamis, 15 September 2011

Perlukah FANATISME di Musik?

Share
SEORANG filsuf bernama Arthur Schopenhauer [1788-1860] pernah mengatakan musik adalah salah satu jalan untuk manusia keluar dari dunia yang penuh dengan penderitaan, sebab manusia hanya memiliki dua jalan yaitu estetis (seni) dan etis (perbuatan baik). Bahkan seorang filsuf atheis seperti Friedrich Nietzsche [1844-1900] berujar, hanya musik yang memberikan arti dalam hidup manusia. Musik dapat menjadi tempat pelarian sementara manusia dari kenyataan hidup.
Maknanya mungkin tak sesederhana tampaknya. Banyak filsuf lain yang juga berucap betapa pentingnya musik dalam hidp manusia. Dalam satu artikel yang ditulis oleh Yason Christy Pranowo, musik vokal atau yang biasa disebut bernyanyi adalah musik yang sumber bunyinya dari suara manusia. Jenis musik inilah yang sebenarnya paling indah dan mulia dibanding instrument musik lain, karena mengutamakan suara manusia yang notabene merupakan ciptaan Tuhan yang berkategori sempurna.
Suara manusia ini adalah dasar dalam bermain musik vokal. Suara manusia yang digunakan untuk menyanyi adalah nada yang telah beraturan secara alami yang dapat mengalunkan berbagai warna suara, tangga nada melodi atau lagu.
Tetapi suara yang digunakan untuk menyanyi harus diolah lagi dengan tehnik vokal yang lebih baik agar tercapai keindahan yang dapat memberikan kepuasan bagi pendengarnya, yang lebih sering disebut sebagai olah vokal.
Semua orang bisa ‘menyanyi’, tetapi sedikit yang bisa menjadi ‘penyanyi’, karena penyanyi adalah orang yang dapat dan mampu mengembangkan suara dengan tehnik-tehnik olah vokal yang baik dan benar.
Secara filosofis, musik bisa menjadi salah satu alat pengeluaran manusia yang paling efektif ketika merasakan sedih, seneng, gembira, atau ketika sedang terpuruk. Para peneliti dalam bidang pengobatan tengah melakukan penelitian terhadap khasiat-khasiat pengobatan dari musik. Semasa dalam kandungan ibunya, seorang bayi dapat mengembangkan suatu reaksi terhadap musik. Dari lima indera manusia, kemampuan pendengaran manusia adalah hal pertama yang “dapat tercerahkan.”
Bayi yang belum lahir di dalam kandungan ibunya dapat mendengar detak jantung, nafas, dan pembicaraan ibunya. Karena itulah para orang tua modern memberikan para bayinya pendidikan pra-lahir, seperti mendekatkan ibu-ibu hamil kepada musik. Secara klinis musik yang elegan dan rileks membantu mengurangi tingkat stress, melapangkan pernafasan dan memelihara organ.
Seorang ilmuwan Amerika menemukan bahwa musik terdiri atas gelombang-gelombang resonansi, yang dapat mempengaruhi perasaan seseorang dan menenangkan tubuh manusia. Sementara itu, musik mengandung berbagai macam irama, sedangkan pergerakan tubuh kita cenderung mengikuti irama-irama musik. Karena itu, perubahan-perubahan irama musik dapat mempercepat dan mengatur bioritme-bioritme kita. Karenanya, beberapa dokter mahir akan secara sungguh-sungguh memilih musik dengan berbagai macam irama untuk menyembuhkan para pasien dari berbagai gejala penyakit.
Menurut seorang Yockie Suryo Prayogo, musik adalah energi sebuah perasaan yang keluar dari dalam lubuk hati manusia. Dia tak berbentuk sama , dia tak tak bisa diharapkan keluar dari layar monitor komputer kita. Dia bukan rumusan teori yang bisa diciptakan setelah dipelajari dibangku sekolah.
“Bagi saya musik seperti sebuah ‘agama’ namun tak ber-Tuhan , karena itu tak perlu fanatik terhadapnya, namun wajib tulus dan ikhlas serta jujur menjalaninya. Karena musik juga sebuah karya seni yang bersandar pada nilai-nilai kesucian. Tak ada karya seni baik yang tak bersandar pada nilai kesucian tersebut. Dan bagi saya salah satu nilai kesucian musik adalah kejujuran.”
sumber

Cara CERDAS Masuk Industri Musik

Share
Di industri musik sekarang ini, pelaku-pelakunya seperti label, band, penyanyi, distributor, dan siapapun yang menikmati periuk ini, sudah tak bisa lagi mengandalkan cara-cara konvensional untuk mendapat hasil yang maksimal. Harus ada suatu langkah revolusioner dan menakjubkan untuk mendapat respon yang menarik tentunya.
Banyak musisi yang benar-benar euphoria ketika mendapat kontrak dengan label besar [atau kecil sekalipun]. Mereka kemudian melonjak menjadi band yang bersiap masuk industri yang –konon—cukup ketat [dan kejam mungkin]. Tapi justru disaat itulah, sebenarnya mereka harus mempersiapkan diri supaya tidak cepat-cepat tergilas dan kemudian meletup menjadi asap yan tertiup angin.
Dalam wawancara dengan seorang musisi dari Amerika Serikat dan Belanda. Mungkin kita sudah tahu, bagaimana industri musik di negara tersebut. Bisa dibilang, jauh lebih maju dibanding Indonesia. Baik secara manajerial, teknologi atau pun karya-karyanya.
Dalam wawancara itu, ada satu kesimpulan yang bisa ditangkap. Mungkin saja tidak tepat seperti yang saya gambarkan ini, tapi bisa menjadi satu gambaran bagaimana industri disana bergerak. Dalam istilah musisi yang berada di ranah jazz itu, kebanyakan industri musik dijalankan oleh para musisi dan label besar yang berpengaruh. Mereka menganggap industri itu seperti mesin yang dapat diukur, dirancang dan dikendalikan dan di-Manage. Cara ini memang berhasil ketika musisi yang terjun dalam industri ini masih bisa dikendalikan dengan sempurna.
Tentu saja kini –masih menurut musisi jazz itu— industri musik akan akan mengalami banyak perubahan. Kelak, arahnya tidak lagi menjadi “mesin” semata, tapi sistim jaringan social, jaringan kerja dan strategi yang revolusioner akan lebih dominan.
Tentu saja hal itu tidak semudah membalik telapak tangan. Pergerakan itu juga banyak mengalami hambatan dari”orang dalam” sendiri yang sudah terbuai dengan status quo itu. “Kecuali ada satu movement cara berpikir da berbicara tentang bagaiman industri itu diolah dengan cara yang lebih strategis. Jika tidak, industri yang menopang kami ini akan tetap tersandung dan jatuh,” ujarnya. Dia tentu saja tidak hanya bicara soal industri jazz, tapi industri musik secara global.
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah industri musiknya juga bergerak seperti mesin, kemudian juga bergerak menuju perubahan yang revolusioner dengan ide-ide gila yang menarik?
Kita memang masih berkutat di seputar pembajakan, materi lagu yang dianggap tidak berkualitas, dan strategi promosi [dan distribusi] yang cukup efektif. Maklum saja, kini peredaran musik sudah bergeser tak lagi fisik yang dicari, tapi digitalized sudah masuk. Tak perlu beli CD, karena cukup lewat email, kita sudah bisa mendapat album utuh dari musisi yang kita inginkan.
Industri kini dilihat sebagai sepotong teknologi, bahkan mungkin potongan teknologi kecil, yang kelak akan lebih dahsyat sisi positifnya dan negatifnya. Dua kubu yang saling mengintai itu. Meski begitu, industri musik Indonesia dianggap masih memiliki kemampuan untuk melahirkan musisi yang cukup berkualitas dan berkelas. Meski sudut pandangnya masih bisa diperdebatkan.

Strategi Industri Yang Revolusioner
Jangan terlalu serius kalau saya menggunakan istilah revolusioner. Saya hanya ingin menggambarkan, bagaimana sebaiknya pemikiran, langkah dan strategi yang dipakai dalam industri musik ini, benar-benar menjadi langkah yang antisipatif. Mungkin saya terlalu cepat menyebutnya, Anda boleh memilih evolusi.
Tapi apa saya tulis ini merupakan satu rangkuman dari berbagai obrolan dan wawancara dengan para pelaku industri musik. Baik musisi, label, atau distributor. Termasuk didalamnya, musisi yang sudah sukses menikmati hasil di industri musik Indonesia.
Seorang CEO perusahaan multinasional besar, pernah mengatakan, “Saya adalah seorang pembawa misi!”
Saya jadi teringat ketika beberapa band besar manggung di Indonesia. Dalam sesi wawancara, mereka selalu mengatakan, “Saya terus menerus berkeliling dunia, selain konser dan bertemu banyak orang dari banyak negara, saya juga ingin memberikan penjelasan tentang apa yang sedang kami buat dengan karya kami, dan juga mengapa memilih mengerjakannya. Karena kami ingin karya kami bisa membawa misi.”
Di Indonesia, banyak musisi boleh saja berkilah, boro-boro mikirin pernik-pernik soal manajerial dan visi jangka panjang, lah wong ketika dilirik label saja sudah jadi anugerah. Pemikiran yang benar untuk band yang ingin sukses tapi cepat mati dan tak didengar karyanya lagi.
Membentuk band, kemudian berusaha membesarkannya sebenarnya adalah investasi. Seperti membangun sebuah perusahaan, perlu waktu untuk masuk ke dalam ruang yang ingin dibangunnya. Investasi itu tentu berharap menguntungkan dan bisa menghidupi banyak orang untuk jangka panjang. Kalau berharap invstasi itu balik modal cepat dengan perencanaan yang tidak matang, mungkin bisa, tapi percayalah, pondasi akan secepat itu pula ambruk.
Ada beberapa hal yang bisa secara de facto dan de jure bisa dilakukan sebagai langkah awal. Pemahaman ini akan menjadi benderang seandainya band, penyanyi atau musisi, mau belajar dan memetakan misinya sebelum mereka mentas sebagai satu karya dan produk.

1.Percaya diri dan percaya kepada orang lain.
Bagi pemain baru, percaya kepada diri sendiri dan orang yang bisa kita percaya, dapat memberi kita rasa percaya diri untuk masuk dalam ranah ketidaktahuan dan untuk selanjutnya membekali diri menjadi lebih tahu. Menariknya, ada satu musisi Indonesia ketika diwawancara soal strategi ini menyebut satu kombinasi ‘sifat ragu-ragu yang logis’
Ternyata dalam ‘bisnis musikal’ sikap rendah hati dalam menerima orang sebagai kepercayaan, kadang bisa salah. Ini terbukti dengan “rusaknya” hubungan band atau penyanyi dengan manajernya yang kadang-kadang sudah kenal tahunan.
Akan lebih menarik kalau sama-sama bicara dengan baik, tanpa mengabaikan pendapat orang lan. Kadang orang yang kita anggap bodoh, justru mempunyai gagasan yang tidak pernah kita duga. Ingat, industri ini butuh kerjasama di semua lini.

2.Semangat dan Fokus
Semangat dalam melakukan pekerjaan, membuat lagu, promosi dan berpikir bagaimana supaya si artis ini laku, memberi energi dan kekuatan untuk memberikan yang terbaik. Harusnya, ketika ini bisa disinergikan dengan semua komponen dalam industri, hasilnya akan baik. Meski banyak hal lain yang tidak pernah kita duga juga.

3.Mencintai Industrinya
Kalau tidak mencintai industrinya, mengapa berniat masuk ke industri ini? Ini bekal penting untuk kemudian berani melakukan banyak yang positif demi memajukan industri musik itu sendiri. Kecintaan ini tidak bisa muncul secara tiba-tiba tanpa persiapan. Musisi yang kecebur harus benar-benar mempersiapkan perangkat untuk “lari marathon” dan tidak “mati” di tengah arena. Artinya, eksis untuk jangka waktu panjang, perlu dipupuk jauh-jauh hari.
sumber

Strategi Membuat Manajemen Band

Share
Apa sih yang bisa dinikmati musisi ketika mengetahui data Asiri tahun 2008, 96 Persen CD yang beredar di pasaran adalah bajakan? Hanya 4 Persen yang asli. Kalau terjun langsung ke pasar, mungkin ditanya bisa lebih trenyuh lagi. Karena angkanya bisa lebih kecil lagi. Tapi mungkin kita bisa berkilah, buktinya banyak artis yang bisa kaya [mendadak] karena RBT-nya tinggi [banget].
Menurut saya, ada dua kekuatan yang berbeda. Satu sisi kita bicara bentuk fisik dari album band, satunya kita bicara soal digitalized. Konon, bentuk fisik album sekarang sedang mengalami degradasi nilai. Terbukti dengan makin merosotnya penjualan fisik CD hinggal 50-60 persen. Data ini disampaikan oleh beberapa petinggi label yang merasakan bagaimana imbasnya ke pasar. Implikasinya memang berjejer ke distributor. Banyak retailer kaset atau CD yang akhirnya tutup, karena kalah bersaing dan tidak mampu menutup operasionalnya. Kecuali yang punya benar-benar “gila” dan cinta musik habis-habisan. Tapi sampai kapan?
Sekarang, semua serba digital. Industri musik pun tak cuma menghadapi pembajak fisik, tapi juga “tertampar” dengan munculnya free downloader yang menjamur dan makin susah dicegah. Munculnya teknologi internet memang bak pisau bermata dua. Satu sisi menguntungkan karena musisi bebas berkarya dan bisa dinikmati pendengar seluruh dunia, tapi disisi lain, bagi band atau label yang materinya dicomot mentah-mentah tanpa royalty, tentu ini seperti pencurian di siang bolong.
Coba ketik ‘music download’ di google. Jangan pingsan kalau Anda menemukan angka 2,360,000,000 item yang bisa dipakai untuk mendownload musik secara gratis. Label atau artis rilis hari ini, sore nanti mungkin sudah tersentak di jagat maya, unduh gratis dan utuh. Ini bukan angka kecil dan tidak main-main, karena industri musik seluruh dunia pun mengalaminya. Mau menggugatnya? Sampai dunia kiamat, tampaknya belum akan selesai gugat menggugat itu.
Teknologi informasi mempengaruhi musik dalam berbagai hal. Salah satunya adalah mengubah media yang digunakan untuk mengantarkan musik ke pendengar, yang berubah dari format analog (kaset dan piringan hitam) ke digital (CD dan MP3). Setelah masuk ke dunia digital, masalah (dan kesempatan) mulai muncul. Penerapan harga (pricing) musik dalam format digital merupakan pengalaman baru bagi pelaku bisnis musik.
Mari kita lihat pricing kaset dan CD lebih dahulu. Harga CD lebih mahal dari kaset. Ini menjadi pertanyaan bagi saya. Kalau kita lihat dari media yang digunakan, kaset kosong lebih mahal daripada CD atau bahkan DVD kosong. Kaset kosong harganya sekitar Rp 5000,- sementara CD kosong harganya Rp2500,-. Proses duplikasi CD semestinya lebih mudah dan cepat daripada proses duplikasi kaset yang sangat rentan terhadap faktor noise. Dilihat dari hal-hal ini, semestinya harga CD lebih murah daripada harga kaset.
Data lain, kaset malah sudah dianggap “fosil” oleh negara tertentu. Seperti berita yang saya kutip dari BussinessWeek, kaset yang dulu pernah berjaya kini juga harus mengalah atas kelahiran musik digital. Bahkan pemutarnya pun akan dimusnahkan. Siap-siap. Setali tiga uang dengan disket (floppy disk) yang dibunuh media modern seperti CD atau flashdrive.
Di era teknologi canggih seperti sekarang ini, sesuatu yang ‘berbau’ digital memang makin diminati. Musik digital salah satunya. Penjualan musik digital di Amerika Serikat (AS) melonjak 60 persen pada semester pertama 2007. Sementara itu, dominasi musik digital di pasaran berdampak pada runtuhnya penjualan compact disc (CD).
Data yang dirilis Nielsen SoundScan, secara keseluruhan penjualan album turun 15 persen baik yang dikemas dalam bentuk CD maupun digital. Penjualan musik digital dalam bentuk CD sendiri jatuh 19,3 persen menjadi 205,7 juta unit. Sedangkan penjualan album digital melonjak 60 persen menjadi 23,5 juta unit
Para analis memprediksi, penjualan CD akan turun lebih cepat mengingat makin maraknya industri musik yang bertransisi ke format digital seperti MP3. Soal penjualan musik digital, saat ini masih didominasi oleh layanan musik iTunes milik Apple dengan pangsa pasar lebih dari 70 persen.
Sekarang terbentang data dan fakta seperti itu. Lalu bagaimana sebaiknya industri musik Indonesia, termasuk di dalamnya musisi-musisi yang mencari nafkah dari situ? Jangan-jangan fakta dan data yang “mengerikan” ini mereka juga tidak tahu?
Saya tentu tidak akan mengerti sedetil orang label atau mereka yang memang berkutat dengan persoalan ini. Saya melihat dari sudut pandang wartawan yang berdiskusi [mungkin, ketika berdiskusi dengan label atau musisi, ada data yang tidak diungkap, itu bisa saja]. Tapi kalau boleh memberi masukan, da beberapa hal yang bisa dilakukan.

1. Percepat Proses Digitalized
Industri ini bergerak cepat. Setiap hari ada perkembangan baru yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Belajar dan belajar menjadi penting. Tak Cuma itu, kita juga dituntut untuk sigap dan mengerti perkembangan teknologi yang bergulir. Ketika label, musisi, atau siapapun yang bergerak di industri ini kalah cepat dengan “perompak, pembajak, penjahat” yang juga cari makan dari lahan ini, sebenarnya lonceng kematian sudah ditabuh.
Bagi musisi, fisik CD memang masih jadi bukti eksistensinya. Tapi kelak, hal ini tidak bisa diandalkan. Ketika kemudian bentuk fisik sudah tidak jadi incaran, mungkin perlu perangkat lain untuk tetap eksis. Salah satunya adalah digitalized. Entuknya bisa macam-macam. Mungkin kelak, tidak ada lagi toko kaset atau CD, tapi kios-kios kecil yang ketika ingin membeli album idola kita, hanya transfer lewat flashdisk yang sudah ditandai khusus. Atau kelak mungkin ada teknologi baru yang lebih canggih lagi. Entahlah, tapi itu mungkin.

2. Memperbarui Manajemen Bisnis Keartisan
Dulu, ketika ada anak bercita-ciat jadi musikus, mungkin banyak orang tua yang menolaknya. Tapi sekarang, bisa jadi kasusnya terbalik. Orangtua justru mendorong anaknya untuk latihan alat musik, ngeband, ngetop dan ikut kecipratan ngetopnya.
Manajemen keartisan sudah jadi kajian di beberapa lembaga, meski belum secara formal. Di Australia ada satu kampus yang membuka Ilmu Manajemen Keartisan. Artinya, dunia keartisan pun perlu punya manajemen yang benar, efektif dan tepat guna.
Maaf, saya harus mengatakan, di Indonesia banyak musisi [99 persen], banyak yang menggampangkan profesi musisinya sendiri. Tidak anyak musisi kita yang punya manajer dalam artis sesungguhnya. Yang saya pelajari, manajer ini bukan tukang angkat koper si artis, aatu pasang badan ketika si artis digempur infotainment, tapi lebih dari itu. Mereka harus benar-benar punya kemampuan planning public relation, finance, dan marketing yang benar.
Maaf juga kalau saya harus mengatakan, banyak musikus yang tidak punya milestone yang jelas karirnya mau dibawa kemana. Mereka hanya mengatakan, ikut air mengalir. Lah, kalau muaranya ke selokan? Masak iya mau ikut air mengalir terus? Mengapa ini penting, karena tidak jarang musisi yang hidupnya melarat dan kesusahan ketika pamornya turun, ordernya sepi dan karyanya tak didengar orang lagi. Kecuali dia pengusaha, konglomerat, atau punya ‘pabrik uang’ yang nggak pernah habis, silakan saja suka-suka. Itupun tetap harus bisa mempertanggung-jawabkan karyanya.

3. Komitmen Jangka Panjang
Jika Anda tidak jujur melihat diri Anda sendiri sebagai seorang musisi lebih dari 6 bulan sampai satu atau dua tahun, maka Anda sedang melalui sebuah fase yang bagi kita musisi “beneran” selalu berharap agar Anda MENGHILANG secepatnya! Menjadi seorang musisi adalah kerja keras seumur hidup, bukannya iseng-iseng! Musisi-musisi yang sukses di industri musik tidak sekadar memasukkan jempol kaki mereka untuk memeriksa keadaan air, mereka langsung terjun dengan kepala mereka lebih dahulu dan TIDAK pernah melihat ke belakang lagi! Sekali Anda telah menjadi seorang musisi maka seumur hidup Anda akan terus menjadi musisi! (Jeffrey A. Macak).

4. Menguatkan Cyber Public Relation [Cyber-PR]
Sekarang sedang happening istilah Cyber-PR. Untuk band baru atau siapapun yang bergolak di industri musik, hal ini mejadi sangat penting. Ini menjadi keharusan bagi label, musisi atau manajemen artis, supaya tetap eksis dan menjadi band yang long lasting.
Apa sebenarnya Cyber-PR? Gampangnya begini: PR yang dilakukan dengan sarana Media elektronik internet dalam membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust), pemahaman, citra perusahaan/organisasi kepada public/khalayak dan dapat dilakukan secara one to one communication bersifat interaktif.
Artis sebagai brand yang harus dibangun, perlu manajemen yang kuat dan pandai menjual. Dia perlu mempertegas kepada khalayak, bahwa artisnya bagus, karyanya bagus dan layak diminati. Di era internet ini, tak perlu bertatap muka secara langung, ada banyak sarana yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi cber-PR yang kreatif, strategis dan menarik. Meski, tatap muka dengan fans, juga pentingn maknanya. Ini belum banyak dipelajari, tapi di kalangan PR, hal ini sedang hangat diperbincangkan
Di dunia musik Indonesia, hal ini sudah dilakukan oleh beberapa band, seperti Everybody Loves Irene [ELI]. Dan hasilnya, tidak bisa dibilang buruk. Meski kalau bicara hitungan bisnis, tentu masih perlu pembenahan lebih baik. Tapi bicara brand, ELI sudah bisa jadi citra sebuah produk. Ada band-band lain yang sudah mencoba melakukan hal ini juga, semoga hasilnya juga akan baik.
Memang tidak bisa main-main, karena perlu orang yang mengerti teknologi dan dunia public relations. Kalau hal ini bisa disinergikan dengan kekuatan PR offline-nya, tentu akan membuahkan hasil yang baik. Jangan tanya seberapa dan kapan siapnya, karena harus siap.
sumber

Selasa, 06 September 2011

Chord dan Lirik TISA - Kaktuz

Share
TISA
Cipt. Ayak Kaktuz


E B A E B

Mengapa semua harus saat semua cinta dan sayangku tercurah untukmu

E B A E B

Mengapa kini kau ingkari janji-janji manis yang tlah kauberi

F#m C#m F#m C#m B

Dimana kau dulu kemana kau berlalu

E B A E B

Kau slalu bilang maafkan aku sakitnya hati tak pernah engkau tau

E B A E B

Mengapa dulu kau minta padaku bila sekarang kau bunuh diriku

F#m C#m F#m C#m B

Dimana kau dulu kemana kau berlalu


Reff:


E B C#m A B E

Disini ku slalu berharap smoga kau sadar dengan smua yang kau perbuat

E B C#m A B E

Dan kau tau betapa sakitnya aku....berteriak memanggil namamu

****

E B C#m A B E

Disini ku slalu berharap smoga kau sadar dengan smua yang kau perbuat

E B C#m A B

Dan kau tau betapa sakitnya aku....

Overtone

F# C# D#m B C#

Disini ku slalu berharap smoga kau sadar dengan smua yang kau perbuat

F# C# D#m B C#

Dan kau tau betapa sakitnya aku.... Berteriak memanggil namamu

F# C# D#m B C#

Kau tlah lupakan aku , kau tlah lukai aku, kau tlah hancurkan aku

Chord dan Lirik Dahulu - Kaktuz

Share
DAHULU
Cipt. Anwar Kaktuz



A F#m
Dahulu kau sangat mencintaiku
D
Kau sangat menyayangiku
E
Begitu takut bila ku tinggalkan kamu


A F#m
Saat itu terasa indah hariku
D
Terasa damai jiwaku
E
Tak inginkan yang lain lagi dihati


C#m F#m C#m F#m
Tapi kini semua tlah berlalu
C#m F#m E
Kau pergi tinggalkan aku


Reff:


A
Kau hempaskan aku
F#m
Hancurkan hatiku
D
Kau lepaskan semua
E
Saat terindahku


A F#m
Bersamamu hal terindah stiap langkahku
D
Hal ternyaman dalam jiwaku
E
Kau mohon tuk jangan pernah tinggalkanmu


A
Kau hempaskan aku
F#m
Hancurkan hatiku
D
Kau lepaskan semua
E
Saat terindahku

A
Kau lupakan aku
F#m
Goreskan lukaku
D
Begitu sakitnya
E
Kau lukai aku

Chord dan Lirik Bagai Bintang - Kaktuz

Share
BAGAI BINTANG
Cipt. Anwar Kaktuz



G C D
Indah bola matamu
G C D
Redup tatap pandangmu
G C D
Wangi semerbak tubuhmu
G C D
Mesra canda tawamu



G C D
Manis canda tawamu
G C D
Anggun gerak langkahmu
G C D
Setiap mata tertuju
G C D
Saat kau ayun langkahmu


Reff:

C D G Em
Bagai bintang yang bersinar
C D G
Digelapnya malam
C D G Em
Itulah kau takkan mudah
C D G
Untuk kudapatkan


C D
Akankah selamanya
C D
Engkau menjadi bintang malamku
C D
Mungkin suatu saat kau mengerti
C D
Akan isi hatiku

Minggu, 28 Agustus 2011

Chord dan Lirik Ampuni Aku - Kaktuz

Share
AMPUNI AKU (RELIGI)
Cipt. Anwar Kaktuz


Am D G
Pernahku pergi dari-Mu
Am D G
Tinggalkan-Mu dalam hidupku
Am D G
Pernahku melupakan-Mu
Am D G
Meragukan sgala kuasa-Mu


Am D G
Saatku pergi dari-Mu
Am D G
Terasa tanpa arah hidupku
Am D G
Gelap langkah disetiap jalanku
Am D C G
Kuinginkan kembali pada-Mu


Reff:

C D
Maafkan aku yang slalu
G Em
Acuhkan sgala perintah-Mu
Am D
Lalaikan semua kewajibanku

C D
Ampuni aku ya ALLAH
G Em
Terimalah smua taubatku
Am D
Kuberjanji akan slalu
Cm G
Bersujud dihadap-Mu

Chord dan Lirik Kembali - Kaktuz

Share
KEMBALI
Cipt. Ayak Kaktuz


C Am Em F
Andai engkau disini mungkin aku tak seperti ini
C Am Em F
Slalu berteman sepi melewati malam-malam sunyi


C Am Em F
Kini engkau dimana mungkin kau rasa rasakan semua
C Am Em F
Seperti yang kurasakan merindukanmu menanti hadirmu


Reff:

C Am Em F
Kembalilah oh kembali aku kukan menjagamu
C Am Em F
Jangan lagi oh jangan lagi kau pergi tinggalkan aku


C Am Em F
Kini engkau dimana mungkin kau rasa rasakan semua
C Am Em F
Seperti yang kurasakan menginginkanmu merindukanmu

Chord dan Lirik Melupakanmu - Kaktuz

Share
MELUPAKANMU
Cipt. Anwar Kaktuz


A D A D F#m
Dalam keheningan malam yang berbisik cinta
E F#m E
Oh indahnya saat kau ada dipelukanku


A D A D F#m
Kini kau pun telah pergi tinggalkanku namun
E F#m E
bayanganmu slalu ada dalam setiap langkahku


Reff:


A C#m
Kuharus relakan dirimu
D Dm
Pergi dariku tuk tinggalkan aku
A A#m
Kuharus lepaskan bayangmu
D Dm
Lupakan semua kenangan tentangmu


A D A D F#m
Telah cukup lama aku merasa hampa teringat
E F#m E
Saat engkau dipelukku hangatnya kala engkau memelukku


Back to Reff:

Overtone

Chord dan Lirik Inginku - Kaktuz

Share
INGINKU
Cipt. Anwar Kaktuz



F C Am G
Tak pernah lelah aku menunggu kamu
F C Am G
Tak pernah lelah aku merindukanmu
F C Am G
Takkan menyerah tuk luluhkan hatimu
F C Am G
Takkan menyerah tuk dapatkan cintamu


Reff:

C G
Aku takkan pernah bisa
Am F G
Melupakanmu dalam hidupku
C G
Karna ku takkan pernah bisa
Am F G C
Tanpa dirimu kaulah nafasku


Dm G C Em Am
Dengarkan inginku jangan biarkan ku berjalan tanpa dirimu
Dm G
Sepanjang hidupku


Back to Reff:

Chord dan Lirik Bukan Cinta Pertama - Kaktuz

Share
BUKAN CINTA PERTAMA
Cipt. Anwar Kaktuz


D A B#m
Mungkin diriku bukanlah cinta pertamamu
G D
Namun kan kuberikan terbaik untukmu
A B#m
Aku tak ingin bila kau pergi jauh dariku
G D
Karna kau yang terbaik untuk diriku


D A B#m
Manis senyum bibirmu buatku slalu rindu
G D
Saat kau ada jauh dariku
A B#m
Dekapan hangat darimu mampu tenangkan aku
G F#m G F#m G A
Redakan amarah yang ada padaku


Reff:

G D
Jangan kau tinggalkan aku sendiri
B#m A
Jangan kau pergi dariku
G D
Tanpamu hidupku terasa sepi
B#m A
Tetaplah temani aku disini


D A B#m
Mungkin diriku bukanlah cinta pertamamu

Chord dan Lirik Percuma - Kaktuz

Share
PERCUMA
Cipt. Anwar Kaktuz


G A D B#m G A B#m
Slalu saja begini kau sakiti hati ini namun kau seakan tak peduli
G A D B#m G A B#m
Mudahnya kau lakukan kesalahan yang sama kau membuat hatiku kecewa


Reff:

G A D B#m G
Kau slalu minta diriku harapkan iba hatiku
A B#m
Memaafkan semua salahmu
G A D B#m G
Bersimpuh di hadapanku teteskan airmata mu
A B#m
Berharap ku tak tinggalkan kamu


G A D B#m G
Pernahkah kau bayangkan bila saja diriku
A B#m
Lakukan hal sama denganmu
G A D B#m G
Mungkin kau takkan maafkan perih yang kuberikan
A B#m
Bagaikan langit tanpa bintang


Back to Reff:


G A D B#m G
Pergi jauh dariku hapus air mata mu
A B#m
Percuma kau harap diriku
G A D B#m
Tetap setia padamu karna kini ku tahu
G A B#m
Kau bukanlah belahan jiwaku

Chord dan Lirik Tanpa Hadirmu - Kaktuz

Share
TANPA HADIRMU
Cipt. Anwar Kaktuz


G D Em C D
Tanpa kata, kau pergi dariku
G D Em C D
Tiba-tiba kau tinggalkan aku
B#m E#m C D
Menghilang dirimu dari hidupku


G D Em C D
Taukah kau perihnya hatiku
G D Em C D
Bila teringat saat kau bersamaku
B#m E#m C D
kini hancur asa tuk slalu bersamamu


Reff:

G B#m C D
Kau pergi jauh tak pernah kembali
G B#m C D G
Tinggalkan diriku habiskan sisa hidupku tanpa hadirmu

Back to Reff

Bekal Band Daerah, Sebelum Ke Jakarta

Share
Suatu hari, seorang musisi daerah yang pindah ke Jakarta bertanya kepada saya, “apa yang harus saya lakukan pertama kali untuk bisa masuk ke industri musik?” – jujur saja, ini bukan pertanyaan pertama dari musisi daerah. Saya sudah mendengarnya sejak berkiprah di industri musik. Saya memang melihat semangat, antusiasme, kegairahan, dan nafsu yang menggebu-gebu ketika pertama berdialog. Sejuta keyakinan juga disemburkan, akan tahan dengan semua “kegilaan” yang terjadi di dalamnya. Maklumlah, sejuta mimpi sudah kadung digantungkan.

Saya tidak mengatakan harapan itu salah, justru harapan itulah yang saya yakin membuat mereka-mereka itu berani [kadang-kadang nekat] pindah ke Jakarta dan mencoba meraih mimpinya. Sayangnya, banyak “bekal” elementer yang sering dilupakan oleh mereka. Hanya mengandalkan keberuntungan tentu bukan hal yang bijak dilakukan. Bahwa banyak musisi atau band daerah yang sukses, itu betul. Tapi jangan salah, tidak ada yang instant. Tidak ada musisi “alakazam” dan semuanya tiba-tiba terbentang di depan mata.

Dari pengamatan, pengalaman dan benang merah yang saya rangkum dari banyak daerah. Ada beberapa kelemahan mendasar yang tidak mereka perhitungkan ketika masuk ke Jakarta [dan industrinya]:

1. MENTAL
Percayalah, banyak band, musisi atau mimpi anak daerah terjungkal karena tidak punya mental yang siap. Merasa cukup punya nama dan basis komunitas yang ‘fanatik’ di daerah, kemudian merasa yakin bakal bisa menerobos rintangan di Jakarta. Nanti dulu brader! Ketika di daerah menjadi yang “terpuja” Anda masuk ke Jakarta menjadi “bukan siapa-siapa” loh. Dan itu akan jadi persoalan ketika rasa, mental, dan keyakinan kemudian tiba-tiba jadi gugup, nggak pede menghadapi kenyataan yang berbeda. Gelisah dan merasa kalah bersaing untuk mendapat tempat. Ketika perasaan seperti itu sudah muncul, saya berani katakan separoh mental kamu untuk maju, sudah runtuh!

2. KARYA
Bawa karya kalian! Banyak pengalaman mengatakan, ke Jakarta hanya modal dengkul dan semangat. Ketika ditanya karya, merasa bisa melakukannya di Jakarta. Simak baik-baik pengalaman musisi daerah yang saya temuin. Kebetulan dia berasal dari satu daerah di Jawa Timur. Di asalnya sana, namanya juga tenar, band-nya cukup banyak order manggung. Di beberapa festival lokal, mereka kampiunnya. Tapi kebingungan ketika saya tanya, karya apa yang ingin kamu “jual” ke Jakarta? Sama sekali tidak dipersiapkan. Lah? Ini kesalahan fatal. Mau jadi pamer karya, tapi tidak mempersiapkan karya itu sendiri. Mulai detik ini, persiapkan karya kalian yang terbaik!

3. FINANSIAL
Buat kalian yang punya orangtua berani menanggung apapun kebutuhan selama di Jakarta, poin ini tentu tidak jadi masalah. Asumsi-nya adalah, kalian ke Jakarta tanpa bekal financial, hanya cukup untuk makan dan mondar-mandir. Kalau punya kawan yang mau membantu, tentu beda cerita. Tapi ingat, bahwa bantuan dari kawan-pun ada batasnya bukan? Saya ingin katakan, kalian harus berhitung cermat sebelum benar-benar melangkah ke Jakarta. Pertimbangan-pertimbangan ekonomi harus dipersiapkan dengan matang. Bukan berarti kalau kalian siap ke Jakarta dan siap menjadi “gembel” kemudian semua selesai. Meski saya meyakini, setiap keinginan positif kelak pasti akan menemukan titik temu yang positif juga

4. KEMAMPUAN ADAPTASI
Tampaknya sepele, adaptasi. Tapi hal sepele inilah yang sering menimbulkan konflik baik dengan lingkungan sekitar atau kalau band, ya sesama personilnya. Perhatikan baik-baik, kalian masuk ke daerah baru, lingkungan baru, bertemu dengan orang-orang yang baru juga. Ingat tujuan kalian adalah bermusik, jadi lupakan keinginan lain yang tidak ada korelasinya dengan musik. Kalian akan menemui karakter dan budaya yang berbeda. Pembekalan tentang tempat, lingkungan dan dengan siapa kalian akan bekerjasama, jadi amat penting! Banyak band atau musisi daerah yang terlalu euphoria ketika bertemu dengan orang yang mengaku mengerti industry dan bisa membantu. Tanpa banyak cingcong kesempatan itu diambil begitu saja tanpa mempelajari aspek-aspek lain yang berhubungan. Yang sering terjadi, ketika terjadi konflik, tertipu atau bicara soal hak-hak musisi, apa boleh buat, kalian sudah “dikebiri”.

5. FOKUS
Coba tanya lagi pada diri kalian, apa sebenarnya tujuan kalian ke Jakarta dan mencoba menembus industry musik-nya? Mengapa ini saya tanyakan, karena menjadi focus itu ternyata tidak mudah. Bayangkan, kalian menginjakkan kaki di Jakarta dengan semua impian yang dibayangkan. Ketika akhirnya di Jakarta, ada sejuta “godaan” yang bisa mengubah focus kalian untuk jadi musisi. Di daerah mungkin itu godaan itu juga ada, tapi di Jakarta, godaan itu tidak hanya jadi godaan semata, bisa jadi “parasit” yang menempel dan akhirnya benar-benar merusak. Fokus pada tujuan awal menjadi amat penting. Ingin menjadi musisi dan masuk industry, ya itulah yang harus kalian kejar! Belajar dari pengalaman band sukses, focus, kreatif dan cerdas menciptakan peluang untuk berhasil, menjadi nilai tambah mereka. Bisakah kalian belajar itu?

6. JANGAN SOK
Benar, kalian punya skill dan kemampuan bermusik yang hebat. Benar, kalian punya talenta mencipta lagu yang dahsyat. Benar, kalian punya karakter band yang asik dan unik. Tapi catat, JANGAN SOK! Ingat saja dengan pepatah, di atas langit masih ada langit! Ketika memutuskan musisi, yang perlu kalian catat adalah kalian adalah ‘pembelajar’ seumur hidup. Belajar membuat lagu yang bagus, belajar aransemen yang pas, belajar bermusik yang benar. Belajar mempunyai attitude yang menyenangkan. Belajar untuk saling respek sesama musisi, bahkan kepada mereka yang dianggap tidak punya skill cukup. Bukan contoh yang baik, sesame musisi saling menghujat dan meremehkan. Saya selalu menyarankan, janngan mencari nama untuk popular dengan menghujat musisi lain. Saya tidak peduli itu settingan, bohong-bohongan, atau manajemen isu untuk mendongkrak kalian. Saya yakin, respek itu akan muncul kalau karya kalian memang bagus dan pantas di apresiasi.

Kalau dijabarkan, mungkin bisa lebih banyak dari hal di atas. Tapi seperti saya bilang sebelumnya, itu adalah benang merah dari apa yang kerap band daerah keluhkan dan tanyakan kepada saya. Tidak ada yang tidak mungkin, selama masih berada di jalur yang benar. Teknologi makin memudahkan untuk menjadi musisi, tapi saya ingin katakan, teknologi tidak bisa mengubah attitude dan keberuntungan. Kemampuan mengeksplorasi diri, kemampuan memperkaya diri dengan wawasan dan pengetahuan, akan sangat membantu kalian untuk maju.
sumber

Jumat, 26 Agustus 2011

Di Musik, Tidak Ada GENGSI & KASTA!

Share
Selamat malam, ketemu lagi di posting berikutnya, masih mencoba membahas tentang musik . Mungkin kita pernah mendengar percakapan seperti ini,

“Ah, musik pop melayu nggak keren!”
“Ah, musik jazz ribet!”
“Ah, musik metal nggak bisa dinikmati!”
“Ah, musik keroncong kan musik buat orangtua!”
“Ah, musik dangdut kampungan!”

Kalau kamu penikmat musik, musisi, atau paling tidak tahu tentang musik, pasti pernah mendengar celetukan itu? Atau jangan-jangan kalian pernah [atau sering?] mengucapkan itu kepada kawan atau siapapun yang berbeda aliran dengan kamu? Tidak bermaksud serius mungkin, tapi dari obrolan ringan itu kita bisa tahu, ternyata musik apapun jenis, punya “tingkatan gengsi” masing-masing.

Apa yang menempati tataran “gengsi” tertinggi? Dari tingkat kesulitan musikalitasnya, lokasi nge-band dan trend yang berkembang, Jazz sering dianggap punya kasta tertinggi dalam ranah gengsi ini. Mengapa demikian, Coba perhatikan Jazz kerap dimainkan di hotel-hotel bintang 5 dengan fasilitas AC, makanan minuman yang tidak murah.
Mungkin temen-temen ada/pernah mengunjungi dan makan di salah satu club jazz di Jakarta. Ketika pulang, shock karena tagihan yang masuk mencapai 3 juta. Hmm, itu ukuran bergengsi mungkin. Meski sekarang jazz juga sudah dimainkan di atas gunung, di mall, atau di kampus-kampus.

Coba bandingkan dengan musik yang kerap dianggap tipikal musik marginal, dangdut. Alih-alih mendengar, menyebut namanya saja banyak musisi yang merasa jijik tampaknya. Apa salah dangdut ya? Apa karena sering dimainkan di lokalisasi, dinyanyikan di karaoke, identik dengan kaum terpinggir? Mungkin itulah ukuran gengsinya.

Disini kita mencoba tidak membandingkan kasta genre musik itu, kita ingin mengajak kalian yang benar-benar cinta dengan musik, “lawan” persoalan gengsi dan kasta itu. Di musik itu tidak ada gengsi dan kasta. Yang ada adalah Karya. Tidak peduli karya kamu itu busuk sekalipun, orang lain tidak boleh remehkan dan menghina-hina.

Ada jargon, di musik tidak pernah ada Juara! Artinya, kita tidak bisa menyebut musik yang kita suka adalah paling baik dibanding musik lain. Musik yang paling berkelas di banding yang lain. Rasanya amat naïf kalau hal itu muncul ke permukaan. Musik is musik!

Jadi, mari menikmati musik, apapun genrenya tanpa perbedaan kasta dan gengsi!
Sumber disini

Cara Tepat Mencari MANAGER BAND

Share
Bagaimana rasanya punya personil yang sejiwa, sevisi dan “seiman” dalam musik? Pastinya, ada gairah untuk lebih serius dan menemukan dunia yang menyenangkan untuk dimasuki. Apalagi kemudian kalian sepakat untuk lebih professional dalam bermusik.
Banyak band bagus dan berkualitas, tapi tidak punya manajemen dan manajer yang mumpuni. Atau punya, tapi tidak punya kualitas yang diharapkan.
Padahal manajer band punya andil besar untuk membesarkan band. Manajer punya peluang untuk bergerak ke tingkat yang lebih tinggi bersama band yang dipegangnya
Seorang manajer, dapat berperan besar dalam perjalanan karier dan keberhasilan band. Tapi kalian juga harus hati-hati dan pintar dalam memilih manajer. Jangan sampai terjadi, manajer akhirnya justru mengacaubalaukan image band, atau yang lebih parah, membawa kabur dokumen, uang atau kontrak-kontrak band. Itu bukan manajer, itu penipu.
Sebaiknya, manajer memang orang yang sudah punya pengalaman dalam bidang musik. Band dan personilnya, seharusnya tidak usah pusing dengan tetek-bengek mencari jadwal manggung, urusan kontrak, sponsor dan EO. Itu semua harus dihandel oleh manajer.
Selain naluri dan hubungan baik, secara profesioanl ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika band mencari atau ingin mengangkat manajer.

1. It Doesn’t Have to be Complicated!
Band tidak harus ribet sebenarnya. Apalagi jika misalnya band kalian indie. Persoalannya sekarang, indie atau tidak, manajer dituntut punya wawasan, link yang kuat dan pengetahuan soal kontrak dan manajerial. Hal itu langkah pertama yang sangat membantu. Tanpa personil band harus ikut campur. Lewati bicara bertele-tele, janji-janji besar tanpa implementasi jelas. Silakan belajar bersama tentang dokumen kontrak. Silakan atur perjanjian soal kontrak kerja, uang, pembagian job desc dan ketentuan yang diambil jika salah satu pihak ingkar.

2. Harus Saling Menguntungkan!
Meski manajer yang Anda inginkan lebih senior, lebih lama di industry, kalian harus punya perjanjian yang saling menguntungkan dan saling mendukung.
Kemudian, termin-termin perjanjian, lama kontrak [kelak bisa diperpanjang], juga harus jelas. Inilah saat yang tepat untuk memulai kerjasama band dan manajer bukan? Pembatalan kontrak bukan hal yang tabu, selama alasannya jelas dan bisa diterima oleh kedua belah pihak. Kecuali untuk kasus-kasus yang masuk ranah Kriminal.
Kontrak yang adil adalah suatu kesepakatan jangka waktu, katakanlah satu tahun, dengan pilihan untuk memperpanjang perjanjian pada akhir tahun jika kedua belah pihak setuju. Pada titik itu, kalian dapat menegosiasikan kesepakatan lagi, tetapi jangka waktu satu tahun adalah istilah yang baik untuk kedua belah pihak.
Berhati-hatilah memberikan manajer kalian pilihan untuk memperpanjang tanpa persetujuan Anda, Di awal kontrak kerjasama, itu harus jelas. Jika kalian melakukannya, dan kemudian terjadi sesuatu dengan band kalian, mau tidak mau manajer itulah yang harus kalian pakai, meski mungkin tidak sreg dengan kinerjanya. Pastikan bahwa kesepakatan itu benar-benar dimengerti dan disetujui kedua belah pihak.
oke semoga bermanfaat buat temen-temen yang mau mencari atau menentukan manager band temen-temen, semoga berhasil
Sumber disini

Kamis, 18 Agustus 2011

Trik biar band awet (tidak cepat bubar)

Share
Selamat pagi, di posting kita kali ini kita mencoba share info yang kita dapat dari sebuah sumber, semoga berguna bagi temen-temen semua.
Apa ketakutan terbesar dari sebuah sukses band yang mencuat? Selain mengaku takut tidak bisa berkarya lagi, nyaris semua band yang dihubungi menjawab, soliditas band! Alias bubar!
Yup, banyak band yang sempat ngetop bubar, karena personilnya sudah tidak solid lagi. Personilnya sudah makin mengedepankan ego. Personilnya makin merasa lebih penting dibanding personil lainnya. Yang terjadi, ketidaksolidan dan buntutnya adalah bubar. Atau kalau tidak bubar, gonta-ganti personil menjadi menu wajib dari band tersebut.
Memang tidak mudah menjaga soliditas sampai tahunan. Sulit menemukan band seperti U2 atau Aerosmith ata.u Rolling Stones yang sudah masuk usia renta, masih tetap ngeband dengan asik dan utuh. Banyak alasan yang bisa diungkapkan. Tapi belajar menjaga kekompakan dan keutuhan band, sebagai syarat eksistensi yang kokoh, tampaknya penting banget.
Ada nggak sih kiat untuk menjaga soliditas atau keutuhan band? Untuk bertahan sampai puluhan tahun, tentu perlu riset yang mendalam. Tapi sebagai sebuah wacana yang perlu diungkap terus menerus, ada 16 hal penting yang bisa dicoba. Kamu siap punya band yang kokoh, eksis, solid dan sukses tentu saja

1. Pertahankan Mutu Relasi

Soliditas band kamu tercermin dari mutu relasi dan pertalian antar personil dalam band. Masing-masing personil harus jelas dalan mengatur nilai dan hubungan, karena hal itu bisa membuat band kamu makin kuat, atau justru makin terbuka untuk bubar. Saling bertanya tentang perubahan dan sikap yang tidak mengenakkan, akan sangat membantu memperkokoh ikatan peer group band kamu. Jujur saja antar pesonil.

2. Pertahankan Visi Sukses Bersama

Bukan tanpa alasan, semua personil band kamu, menjadi satu tim dan punya cita-cita sukses yang sama. Masing-masing dari kamu mungkin punya pilihan untuk tidak bergabung atau membentuk band sendiri, tapi percayalah, pilihan kamu adalah rahasia kekuatan band kamu. Yang terpenting, kemauan dan totalitas melakukan sesuatu dengan altenatif yang sudah dipilih, akan menjadi kekuatan terbesar band kamu. Kegiatan bersama antar personil juga membuat emosi antar personil akan lebih intim

3. Kenali ‘Racun-Racun’ Kekerabatan

Semua personil harus mengenali “racun-racun” yang ada dalam kekerabatan band, benar-benar jujur dengan pilihan bermusik kamu dan jangan saling menggantungkan obsesi kepada personil lain. Bermimpilah bersama, tapi jangan melempar mimpi itu kepada orang lain. Sama-sama bekerja keras tanpa ada yang merasa lebih keras dibanding yang lain.

4. Jangan Berpikir Egosentris

Kekompakan dan keutuhan itu berasal dari upaya mengubah pola pikir egosenstris, punya semangat tinggi dan visi pribadi serta kelompok yang jelas dan menantang. Alangkah indahnya kalau disediakan waktu untuk ngobrol bersama dan berdiam bersama.

5. Saling Evaluasi

Saling evaluasi tanpa tendensi menjatuhkan atau ingin terlihat lebih menonjol. Evaluasi menjadi hal penting atas dasar catatan masing-masing personil mengenai apa yang sudah dikerjakan bersama dan hasil yang sudah dicapai. Contohnya: ketika membuat aransemen untuk lagu baru, mungkin kamu yang diandalkan, tapi tidak salah juga kalau kamu minta saran atau pendapat personil lain. Menyukai yang kamu kerjakan, akan membuat hasilnya jauh lebih bagus.
Masing-masing personil juga harus punya jiwa besar ketika dilakukan evaluasi. Jangan saling melempar kesalahan kepada personil lainnya. Bicara dengan kepala dingin dan tenang. Kalau sudah saling memahami, tinggal tunggu waktu buat ngetop saja kok

6. Akui Kekurangan & Kelebihan

Kalau memang punya visi dan harapan untuk berkembang dengan napas panjang, masing-masing kamu harus berani memberi catatan sikap positif dan negative dari diri sendiri. Menemukan kekurangan dan kelebihan, akan sangat membantu menempatkan posisi kamu kelak. Fokus pada kekuatan dan kelebihan talenta Anda, tapi bisa mengendalikan kelemahan yang mungkin merusak keutuhan band kamu
Tidak mudah memang, biasanya sih gengsi atau jaim ketika harus mengakui kesalahan. Tapi ketika hal itu sudah dibiasakan dan jadi attitude masing-masing personil, kelak akan lebih mudah kompromi ketika terjadi perbedaan pendapat.

7. Tentukan Kriteria Leadership Band

Sebagai satu tim, harus bisa diputuskan dengan kriteria apa band kamu kelak punya pemimpin, leadership, manajerial, manajemen dan target suksesnya. Ini penting, supaya semua bisa bergerak bersama, tidak sepotong-sepotong. Ketika salah satu diangkat atau dianggap sebagai leader, dia harus bisa merangkul semua personil lainnya secara adil dan bijaksana. Ibarat kapten dalam sepakbola, dia harus bisa menjadi panutan untuk personil lain.

8. Belajar Tanpa Henti dan inovatif

Kelak, menemukan eksistensi dan jati diri sebagai satu kelompok utuh, akan membantu kemana band ini akan dibawa. Belajar terus menerus adalah sebuah keharusan. Inovasi, keluar dari rasa nyaman ketika sukses, akan memberi tantangan terus menerus untuk berkembang lebih baik.

9. Kreatif

Manajemen band harus memberikan dukungan yang mantap, punya kreativitas dan cara memandang jauh ke depan. Untuk menerobos setiap perubahan yang terjadi pada industri itu sendiri. Jangan sampai keteter atau malah tertinggal dengan industri. Ini penting untuk meyakinkan personilnya, supaya tetap eksis dan menjadi barometer bagi industri yang kamu tekuni, industry music.

10. Dialog Yang Jujur

Jangan biarkan “sekam” dalam hati makin membara. Ketika ada persoalan antara manajamen dan personil, atau antar personil misalnya, harus berani mengambil risiko untuk memulai pembicaraan yang akan membuat kesehatian kelompok berada dalam dialog yang jujur. Ini akan menghilangkan kecurigaan, salah sangka dan pikiran negative. Kalau sudah mulai sering terjadi hal ini, kendalikan jadual manggung dan beri waktu untuk senggang, rileks dan menikmati hari tanpa berpikir soal musik.

11. Kembangkan Rencana

Masing – masing personil termasuk manajemen, harus punya rencana A atau rencana B. Menurut ilmu manajemen yang saya kutip dari Peter F, Drucker, masing-masing orang harus bisa mengembangkan rencana B bahkan sebelum selesai mencapai rencana A. Evaluasi kegagalan dan keberhasilan, dan segera lakukan persiapan untuk rencana yang sudah disusun. Jangan berdiam diri terlalu lama ketika kegagalan tiba, tapi jangan terlena juga ketika keberhasilan itu datang

12. Kontrol Diri

Kalau sudah ngetop, popular dan banyak fans, akan ada banyak godaan dan tantangan dari luar. Band kamu tidak boleh menjadi “korban” dari kekuatan dari luar itu. Jangan “liar” dengan jadual manggung atau konser, tapi kendalikan diri dan cari yang terbaik supaya nyaman dan aman. Jangan mentang-mentang sedang laris, semua job manggung langsung “dihajar”.

13. Siap Dengan Risiko

Kamu harus sadar, bahwa popularitas akan membaurkan masing-masing personil dalam kehidupan dan pekerjaan pribadi. Risiko yang harus diterima adalah sering kehilangan waktu berharga bersama orang-orang yang kita cinta. Pemahaman ini penting, karena kalau tidak diselesaikan, kelak bisa jadi duri dalam daging.

14. Konsisten Dengan Tujuan

Band kamu harus punya niat dan tujuan yang konsisten. Fokus dan bergerak bersama untuk meraih tujuan yang sama. Ini harus ditekankan dan benar-benar jadi semangat dari personil band. Karena kalau tidak, bisa jadi duri dalam perjalanan band kamu selanjutnya.

15. Visi Yang Jelas

Visi yang jelas akan membuat band kamu punya keberanian yang riil untuk memberikan yang terbaik bagi fans dan industrinya sendiri. Tentunya akan bermanfaat untuk personil bandnya juga.

16. Integritas

Kunci menuju kesuksesan sebuah band besar adalah integritas band itu sendiri. Mengerjakan hal-hal yang sudah biasa, dengan konisten dan terbaik. Percaya atau tidak, integritas band [dan para personilnya], dibangun atau dihancurkan oleh hal-hal sepele yang sudah mejadi rutinitas. Jaga hal itu.

Sumber disini


Sabtu, 13 Agustus 2011

Syarat Pengiriman Demo ke Trinity Optima Production

Share
Selamat malam, selamat bertemu lagi dengan kita, gimana kabarnya temen-temen semua? semoga selalu diberikan kesehatan. Tak lupa pula kami mengucapkan selamat berpuasa bagi temen-temen yang menjalankan ibadah puasa.
Di posting kita kali ini, kita mencoba share info tentang syarat pengiriman demo ke Trinity Optima, mungkin temen-temen dah pada tau atau pernah mendengar major label ini.
Trinity Optima adalah salah satu major label Indonesia yang beralamat di Jl.Hayam Wuruk No. 58 Jakarta Telp : 021 - 6012700 (Lebih lengkap tentang alamat major label lain bisa klik disini)
Di Trinity Optima, artis-artisnya antara lain : Ungu, ST 12, Naff, Rossa, Sherina, D'Bagindaz, Vidi Aldiano dll
langsung aja untuk syarat pengiriman demo ke Trinity Optima adalah :

1. Demo dalam format audio CD (tidak menerima kaset)
2. Demo yang sudah masuk ke Trinity Optima Production tidak dapat dikembalikan
3. Kelengkapan demo :
- Minimal 5 (lima) buah lagu
- Menyertakan teks lagu
- Biodata lengkap, berikut alamat & nomor telepon yang bisa dihubungi
- Foto personil
4. Kumpulkan dalam 1 amplop bertuliskan ‘DEMO LAGU’ di pojok kiri atas dan kirim ke alamat:
Divisi A&R
Trinity Optima Production
Jl. Hayam Wuruk No. 58
Jakarta 11160 Indonesia
5. Apabila pihak Trinity Optima Production tertarik dengan demo yang diterima, maka yang
bersangkutan akan dihubungi.
6. Trinity Optima Production menjamin bahwa demo lagu yang masuk tidak akan disalahgunakan atau digunakan tanpa izin dan kontrak resmi kepada pemilik lagu yang bersangkutan.

TANPA KELENGKAPAN SEMUA PERSYARATAN TERSEBUT DI ATAS, DEMO TIDAK DAPAT KAMI TERIMA / PROSES.

Apabila ada hal yang perlu ditanyakan bisa langsung tanya jawab disini
oke deh lagi-lagi selamat mencoba, semangat dan semoga beruntung masuk blantika musik Indonesia

Sumber disini

Sabtu, 06 Agustus 2011

Cara mengirim demo online ke Emotion Entertainment

Share Selamat pagi, gimana kabarnya temen-temen semua, semoga selalu sehat wal afiat ya. untuk posting kali ini, kita mencoba share info tentang cara pengiriman demo online ke Emotion entertainment, setelah posting sebelumnya kita membahasa cara mengirim demo online ke Nagaswara, kini kita mencoba ke label yang lain yaitu Emotion entertainment.
Mungkin temen-temen juga sudah tau label Emotion, ya salah satu major label di indonesia, artis-artisnya antara lain Marcel, Tompi, Titi kamal, Armada, Drive dll. untuk pengiriman demo langsung, kita sudah membahas di posting sebelumnya, bagi yang belum tau temen-temen bisa cek disini untuk persyaratan pengiriman demo lagu ke Emotion.
Memang lebih baik kalo kita menyerahkan langsung demo kita ke label tapi tidak ada salahnya juga untuk mencoba mengirimkan demo online karena berbagai pertimbangan sehingga mungkin kita belum bisa datang langsung ke label. Oke langsung saja kita masuk ke langkah-langkahnya:

1. Silahkan klik disini untuk langkah pertama
2. Selanjutnya akan ada instruksi pengiriman demo yang sudah kita bahas di post sebelumnya
3. Setelah itu kita pilih isian form SEND DEMO ONLINE
4. Silahkan isi personal information, Name, Email, City, Phone, Photo
5. Untuk foto, diusahakan foto terbaru kita
6. Masukkan 1 lagu andalan di kolom isian your demo
7. Selanjutnya kita masukkan security code yang tertera di bawah your demo
7. Tekan Submit, tunggu hingga proses pengiriman file selesai

oke, demo kita sudah terkirim, kalo memang menurut penilaian label demo kita masuk, dikemudian hari akan ada konfirmasi ke kita lewat isian data yang telah kita lengkapi di form tadi, semoga bermanfaat, Selamat mencoba

Jumat, 05 Agustus 2011

Cara mengirim demo online ke Nagaswara

Share
Selamat berjumpa lagi, buat semua temen-temen semoga selalu diberi kesehatan, untuk posting kita kali ini, kami mencoba berbagi info cara mengirim demo online, untuk kali ini kita bahas mengirim demo online ke Nagaswara. mungkin temen-temen ada yang tau, Nagaswara adalah salah satu mayor label di Indonesia, artis-artis nya diantaranya Wali, Kerispatih, Drive, The Titans, The Virgin dll
Untuk pengiriman demo sendiri ada 2 macam, pertama bisa langsung datang ke alamat label yang kita tawarkan demo dan yang kedua dengan cara pengiriman online. mungkin untuk lebih mantap nya memang kita mesti datang langsung tetapi tidak ada salahnya juga untuk mencoba mengirim demo lewat online, siapa tau juga kita bisa dipertimbangkan demo kita hingga mungkin suatu hari ada tindak lanjut pertemuan dengan band di label.
Oke, langsung aja kita bahas, langkahnya adalah:

1. Silahkan buka alamat ini
2. Setelah kita masuk alamat tadi, kita ke tampilan di bawah, cari tulisan SEND YOUR DEMO
3. Langkah selanjutnya kita klik : Click here to send your demo
4. Muncul isian, diisi Nama, Website, Contact person, phone number, email, demo comment
5. Pada demo comment silahkan kasih komentar yang menarik, misal prestasi/pencapaian band
6. Untuk isian Submit demo, masukan lagu andalan yang akan dijadikan demo
Catatan:untuk format lagu adalah mp3
7. Lalu tekan tombol submit, tunggu hingga proses sending file lengkap

Demo lagu kita udah terkirim, kalo kita beruntung mungkin akan ada contact dari label.

Senin, 01 Agustus 2011

Saat kau tak bersamaku

Share
Hai temen-temen semua, ramadhan telah tiba, bagi temen-temen yang muslim/ah Kaktuz mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa, semoga puasa kita lancar dan akhirnya kita bisa meraih kemenangan di hari Idul Fitri, untuk mensyukuri itu semua kami memberikan satu lagu buat temen-temen semua, semoga temen-temen suka dengan lagu ini, tak lupa juga support dan doakan kita selalu, karena tanpa temen-temen semua kita bukan apa-apa.


Teks dan chord lagu:


SAAT KAU TAK BERSAMAKU


C Em Am

Rindu-rindu hatiku saat kau tak bersamaku
C Em Am

Rindu-rindu hatiku menanti kehadiranmu

F C
* Selamanya kau tetap ada dihatiku
Em Am

Slamanya aku kan setia padamu

C Em Am
Resah-Resah hatiku saat kau tak bersamaku
C Em Am

Hampa sluruh hidupku menanti kehadiranmu

F C
* Selamanya kau tetap ada dihatiku
Em Am

Slamanya aku kan setia padamu

F C

Selamanya diriku kan menyayangimu
Em Am

Slamanya kita kan tetap bersatu


Song Story :

Lagu ini menceritakan tentang perasaan kita, disaat kita jauh dari orang yang kita sayangi, ada kala kita merasakan sepi, hampa juga serasa kurang lengkap cinta kita, namun dengan kesabaran dan kesetiaan dalam penantian, yakinlah suatu ketika cinta itu akan abadi selamanya

Untuk mendownload lagu ini klik disini

Selasa, 26 Juli 2011

Kaktuz in Youtube

Share Bagi temen-temen yang ingin melihat video klip kita di youtube, di posting kali ini kita akan share link buat temen-temen, youtube memang situs favorit didunia maya, dengan youtube kita bisa share video buatan kita sendiri, emang ga semua lagu kita ada klip nya, langsung aja ni link nya:

1. Kaktuz - Percuma (Original clip)
Klik disini untuk melihat video

2. Bukan cinta pertama (new Version) live perform
Klik disini untuk melihat video

3. Melupakanmu (Live perform)
Klik disini untuk melihat video

4. Tanpa hadirmu (live perform launching album)
Klik disini untuk melihat video

5. Kau dan dia (live perform)
Klik disini untuk melihat video

6. Bagai bintang (live perform)
Klik disini untuk melihat video

7. Kembali (live perform)
Klik disini untuk melihat video

Kamis, 21 Juli 2011

Cara kirim demo lagu ke Emotion Entertainment

Share untuk posting kali ini, kita coba berbagi info untuk temen-temen yang mempunyai lagu sendiri (original) apabila berminat untuk mencoba memasukkan demo lagu, untuk kategorinya bisa untuk band, pencipta lagu maupun solois. oke langsung aja ya

1. Untuk band, kelompok, penulis lagu-penyanyi:
Silahkan kirim dua (2) salinan lagu asli Anda dalam format CD. usahakan kualitas suara bisa maksimal agar penilaian karya kita bisa juga mendapat hasil maksimal
Silakan kirim CD dengan Data band / kelompok Anda (nama personil, umur, nomor kontak, dll) dengan foto yang paling baru.

2. Untuk solois:
Silahkan kirim dua (2) lagu original anda dalam format CD,sama halnya untuk band, disini coba diusahakan kualitas suara/hasil yang kita kirim adalah kualitas terbaik dari kita.

Silakan kirim CD Anda dan data anda dalam sebuah amplop yang ditandai "DEMO MUSIK" di sudut kanan atas ke :

E-MOTION ENTERTAINMENT
Jalan Blora No 5, Jakarta 10310-Indonesia.

pihak label
menjamin keamanan CD demo Anda dan hak cipta lagu-lagu Anda, tetapi biasanya demo yang kita kirim akan menjadi hak dari label tersebut.

Silahkan dicoba, semoga beruntung



Minggu, 17 Juli 2011

Cara mengirim demo lagu

Share
Untuk posting kita kali ini, kita coba share cara-cara kirim demo lagu kita ke mayor label secara umum, info kita dapat dari berbagai sumber. Secara umum mungkin hampir sama untuk persyaratan dari satu label ke label lain, cuma secara keseluruhan prosedur umum pengiriman demo lagu ke mayor label. Lagu disini bisa dalam format band juga Solo, kita juga bisa mengirimkan lagu kita walau kita hanya seorang pencipta lagu dan mencoba menawarkan hasil karya kita untuk di publikasikan pihak mayor label.

Dari beberapa label/perusahaan rekaman yang ada, biasanya mereka menerapkan ketentuan dalam pengiriman demo rekaman, beberapa syarat diantaranya adalah:

1. Demo BUKAN merupakan master rekaman, tapi berbentuk copy dalam CD / kaset.
2. Demo yang masuk menjadi hak milik perusahaan rekaman dan tidak dapat dikembalikan.
3. Lagu yang direkam minimal 3 (tiga) buah (Kecuali untuk Pencipta Lagu).
4. Menyertai teks lagu
5. CD / kaset harus diberi nama, baik pada cover dan juga di CD / kaset tersebut.
6. Biodata harus lengkap, berikut alamat & nomer telphone yang bisa dihubungi.
7.Menyertai foto ukuran post card, minimal 2 lembar (Kecuali untuk Pencipta Lagu).
8..Perusahaan Rekaman menjamin bahwa demo lagu yang masuk tidak akan disalahgunakan atau digunakan tanpa izin dan kontrak resmi kepada pemilik lagu yang bersangkutan

untuk alamat mayor label udah kita bahas di posting sebelumnya, sebagai tambahan info, untuk beberapa mayor label, kita bisa mengirimkan demo melalui internet di situs mereka juga kita menyerahkan dalam bentuk fisik CD, tapi alangkah lebih bagus kualitas suara dan kelengkapan data kalau kita menyerahkan dalam bentuk CD lengkap dengan persyaratan diatas